
Allan Weber serta Daniel Lind-Ramos, dua seniman dengan gaya nyentrik di seni kini, suguhkan kajian menarik lewat karya masing-masing. My Order karya Allan Weber dan Ensamblajes Daniel Lind-Ramos hadirkan dua cara beda tangkap arti barang harian serta kisah lalu yang terpendam.
Weber asyik bermain bersama aturan serta alur di hidup fana, Lind-Ramos malah rangkai ulang memori umum dan jati budaya jadi bentuk patung aneh tapi bermakna. Pameran ini tawarkan kesan mendalam akan bagaimana seni mampu ubah benda biasa jadi cerita sarat rasa serta cermin sosial.
Allan Weber: Pesananku – Keindahan dari Hal yang Lumrah
Menyusun Hidup lewat Barang yang Bersahaja
Allan Weber populer karena caranya membawa barang biasa ke level seni unik. Dalam Pesananku, ia mencari tahu cara kita menata serta mengerti sekitar lewat barang yang mungkin remeh. Lewat gaya sederhana, Weber mengubah bahan standar—seperti bungkus jajan, rambu lalu lintas, dan barang nemu di jalan—jadi susunan yang menyentuh sisi keindahan dan aturan.
Sindiran Pada Gaya Hidup Konsumtif dan Kota
Pertunjukan ini seperti cermin aneh untuk budaya belanja zaman sekarang. Menyusun ulang barang rongsokan jadi seni, Weber mengajak kita berpikir ulang nilai benda sehari-hari yang kita lihat.
Daniel Lind-Ramos: Rakitan Aneh – Cerita Dalam Benda
Menghidupkan Lagi Kenangan Bersama
Jika Weber bicara soal aturan hidup sehari-hari, Daniel Lind-Ramos buat karya lebih seperti cerita zaman dulu dalam Rakitan Aneh. Pakai barang bekas dan benda aneh, Lind-Ramos bikin patung cerita soal siapa kita, melawan, dan sejarah orang Afro-Karibia, terutama Puerto Rico.
Dengan teknik assemblage yang unik—cara menyatukan barang jadi menjadi satu karya utuh—Lind-Ramos tak hanya bikin karya seni, tapi juga mengajak kita mengorek kenangan lama yang seringkali diabaikan begitu saja.
Makna Tersembunyi di Balik Benda
Patung Lind-Ramos sarat akan makna tersirat. Dia pakai barang seperti jaring ikan, drum besi, dan alat dapur buat gambarin kerasnya hidup komunitasnya. Karyanya juga jadi cermin buat lihat dampak buruk bencana alam dan penjajahan pada jati diri budaya.
Intinya: Dua Gaya, Satu Obrolan Soal Kehidupan
Meski beda gaya, Weber dan Lind-Ramos pakai barang biasa jadi alat utama bikin karya seni. Weber suka hal rapi dan cantik di kota, lalu Lind-Ramos cerita soal sejarah dan jati diri lewat patung rumit.
Pameran ini tunjukin seni bisa datang dari benda kecil, tapi punya arti yang dalam sekali. Mereka ajak kita lihat dunia dengan cara beda—baik itu di hal biasa atau di cerita yang ada di budaya kita.